Senin, 24 Maret 2014

sinopsis novel



Judul Novel                 : NODA SANG PERAWAN
Pengarang                   : Fredi S.
Cetakan Pertama         : Tahun 1966
Penerbit                       : Sinar Matahari, Jakarta
Sinopsis
            Novel tersebut menceritakan tentang seorang anak tunggal bernama Yudis dari keluarga kaya. Namun, ia merasakan kesepian karena tidak ada teman dirumah. Yang orang tuanya selalu sibuk bekerja. Saat dia baru lulus SD memaksa orang tuanya untuk mengambil Tari, anak sopir papanya yang baru ditinggal bapaknya saat umur lima tahun. Tapi ibunya Tari keberatan jika anaknya dibawa dan di besarkan di keluarga tersebut. Namun melihat cara mereka meminta yang begitu sangat memohon, akhirnya ibu Tari merelakan anaknya untuk dibawa dan tinggal bersama mereka. Sejak saat itu Yudis tidak merasa kesepian lagi. Saat Yudis kelas tiga SMU Opa Yudis meninggal. Yang memaksa Yudis untuk tinggal dan kuliah di Medan, untuk menemani Omanya yang tinggal sendirian. Saat libur semester, Yudi memutuskan untuk pulang ke jakarta untuk menemui orang tuanya, dan adik perempuannya yang sangat dia sayangi. Saat sampai dirumah Yudis bertemu dengan Tari, adiknya yang sangat dia rindukan. Namun dia tidak langsung memeluk seperti dulu saat mereka lama tak bertemu. Tari banyak berubah, Rambut panjangnya di potong pendek dan rapi serta modis. Dia tak nampak seperti ABG lagi.
            Namun ibu Tari telah menikah lagi dengan lelaki yang bernama Parto. Parto belum lama ditinggal istrinya meniggal dan belum dikaruniai anak. Tetapi Parto bukanlah suami yang baik, meski ia bisa dikatakan baik bagi anak – anak lena. Bahkan seharusnya ia merawat istrinya yang sedang sakit, namun ia malah menghabiskan waktu dan uangnya di lokalisasi. Kemudian Tari diminta ibunya untuk tinggal beberapa hari untuk merawat ibunya yang sedang sakit. Pada suatu ketika saat Tari tertidur lelap dirumah ibunya. Ayah tiri Tari pulang tapi tidak membangunkan orang yang ada dirumah tersebut, dan dia melihat tubuh mulus Tari yang tertidur pulas dikamar. Nafsunya yang membara membuat Parto tega memperkosa anak tirinya tersebut. Parto mengancam Tari untuk tidak bilang siapapun. Karena jika dia di penjara maka ibu dan adik – adiknya akan terlantar. Karena Parto adalah tulang punggung keluarga. Tanpa rasa bersalah Parto meninggalkan rumah, seolah – olah tidak terjadi apa – apa saat itu.
            Namun suara tangis Tari membangunkan ibunya yang sedang sakit, awalnya ia tidak ingin menceritakan apa yang terjadi saat itu, tapi dia tidak sanggup memendam itu sendirian. Saat mendengar cerita Tari bahwa dia telah diperkosa, ibu Tari yang tadinya mendingan kini kembali tergulai lemas dan sakitnya makin parah. Namun Tari tidak mengatakan siapa pelakunya. Saat Yudis hendak menjembut Tari untuk mengantarkan ia sekolah alangkah terkejutnya mendengar barita tersebut. Tak ada yang tahu siapa pelakunya karena Tari tidak mau bicara. Dia tidak mau ketemu siapa – siapa, dan tidak mau juga ketemu Reza pacarnya, padahal dia telah berjanji akan tetap mencintai Tari dan menerima bagaimanapun keadaanya. Reza juga mau menikahinya jika memang itu diperlukan. Dan lebih tragis lagi, Tari hamil! Semua panik. Dan semua tambah panik lagi ketika Yudis mengusulkan untuk menikahi Tari. Dan mendengar itu, Vierra yang kekasihnya Yudis menuduh Yudislah pelaku perkosaan itu.
            Namun Tari mengalami keguguran, mereka membawa Tari kerumah sakit. Saat itu Tari baru mengatakan Parto lah pelakunya. Yudis sangat marah, dengan sangat emosi Yudis mencari Parto dirumahnya. Namun sampai dirumah Parto, Yudis melihat banyak orang yang berpakaian hitam berada dirumah parto. Rupanya Parto telah meninggal sacara tragis. Karena mengalami kecalakaan lalulintas. Akhirnya beban meraka telah berkurang karena pelakunya telah dibalas oleh Tuhan. Namun rasa sakit hati yang dirasakan mereka tidak akan pernah hilang. Dan akhirnya Tari mampu bangkit dan mempunyai semangat hidup kembali.